Berdasarkan kebutuhan tanaman, pupuk dikelompokkan menjadi :
- Pupuk makro : pupuk yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar, terdiri dari unsur makro primer dan sekunder. Unsur makro primer meliputi Nitrogen (N), Pospat (P), dan Kalium (K), sedangkan makro sekundernya meliputi Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S).
- Pupuk mikro : pupuk yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah relatif kecil. Sekalipun dibutuhkan dalam jumlah sedikit pupuk ini mutlak diperlukan tanaman, meliputi Klor (Cl), Besi(Fe), Mangan (Ma), Tembaga (Cu), Boron (B), Molibdenum (Mo), dan Seng (Zn).
Berdasarkan asalnya, pupuk dikelompokkan menjadi :
- Pupuk Organik : pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik baik dari kotoran hewan atau manusia maupun dari sisa-sisa pelapukan tanaman.
- Pupuk Anorganik : pupuk buatan pabrik yang dibuat dari bahan-bahan kimia berkadar hara tinggi. Contoh Urea, SP36, KCl, dll.
Berdasarkan cara pemberiannya, pupuk dikelompokkan menjadi :
- Pupuk Akar : pupuk yang diberikan ke dalam tanah agar terserap oleh akar tanaman, baik dalam bentuk padat maupun cair (kocoran).
- Pupuk Daun : pupuk yang diberikan langsung ke tanaman melalui mulut daun (stomata) dengan cara disemprotkan.
PUPUK ORGANIK DAN PUPUK ANORGANIK
Pupuk Organik
Fungsi Pupuk Organik
- Memperbaiki struktur tanah.
- Meningkatkan daya serap tanah terhadap air.
- Menciptakan kondisi yang baik untuk kehidupan di dalam tanah.
- Sumber unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Jenis-Jenis Pupuk Organik
Pupuk Kandang
Adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan baik padat maupun cair. Kandungan unsur hara kotoran ternak berbeda-beda karena masing-masing ternak mempunyai sifat khas tersendiri. Kandungan unsur hara dalam pupuk dipengaruhi oleh jenis ternak, makanan dan usia ternak.
Kompos
Adalah pupuk yang berasal dari pelapukan bahan-bahan berupa dedaunan, jerami, alang-alang, rumput, kotoran hewan, sampah kota, dll. Proses pelapukan kompos dapat dipercepat melalui bantuan manusia. Pengomposan berarti merangsang perkembangan bakteri (jasad renik) untuk menguraikan bahan-bahan yang dikomposkan agar terurai menjadi senyawa lain. Dalam proses penguraian tersebut mengubah unsur hara yang terikat dalam senyawa organik sukar larut menjadi senyawa organik larut (tersedia) sehingga langsung bisa diserap tanaman. Pengomposan juga bertujuan menurunkan rasio C/N. Jika bahan organik yang memiliki rasio C/N tinggi tidak dikomposkan dan langsung diberikan ke dalam tanah maka proses penguraiannya akan terjadi di tanah, mengakibatkan CO2 dalam tanah meningkat sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman, bahkan pada tanah ringan mengakibatkan daya ikat terhadap air rendah serta struktur tanahnya berserat dan kasar.
Pupuk Hijau
Adalah pupuk yang berasal dari tanaman (hijauan) meliputi bagian daun, tangkai dan batang muda tanaman tertentu yang banyak mengandung unsur Nitrogen. Tanaman yang dikategorikan pupuk hijau mempunyai bakteri rhizobium yang menempel pada akar, terutama pada tanaman famili Leguminosae.
Humus
Adalah sisa tumbuhan berupa daun, akar, cabang dan batang yang sudah membusuk secara alami lewat bantuan mikroorganisme dan cuaca. Sifat humus tidak berbeda dari kompos yaitu mudah mengikat air dan gembur, sedangkan ciri khasnya berwarna hitam sampai coklat tua. Salah satu cara menambahkan humus ke dalam tanah adalah dengan membenamkan pupuk hijau ke dalam tanah sehingga akan terjadi pembusukan yang membentuk humus.
Pupuk Anorganik
Keuntungan pemberian pupuk anorganik :
- Pemberiannya terukur, karena komposisi haranya tepat.
- Pemberiannya sedikit karena kandungan haranya tinggi sehingga dapat menekan biaya pengangkutan.
Jenis-Jenis Pupuk Anorganik
Pupuk Tunggal
Adalah pupuk yang kandungan haranya hanya satu hara utama. Misal Urea mengandung unsur N (Nitrogen), SP36 mengandung unsur P (Pospat) dan KCl yang mengandung unsur K (Kalium).
Pupuk Majemuk
Adalah pupuk yang kandungan hara utamanya lebih dari satu unsur. Misal ZA mengandung unsur N (Nitrogen) dan S (Sulfur), NPK mengandung unsur N (Nitrogen), P(Pospat) dan K (Kalium), DAP (Diamonium-phospat) mengandung unsur N (Nitrogen) dan P (Pospat). KNO3 mengandung unsur K (Kalium) dan N (Nitrogen), MKP (Mono Kalium Phospat) mengandung unsur P (pospat) dan K (Kalium).
CARA MEMUPUK
Cara memupuk sangat tergantung pada jenis tanaman dan kebiasaan teknik budidaya yang diterapkan karena kita tidak bisa mengetahui kebutuhan tanaman secara tepat dan kandungan unsur hara tersedia dalam tanah. Semua hanya berdasarkan pengamatan fisik, kecuali jika kita menganalisa kandungan hara tanah ke laboratorium.
Macam-Macam Cara Memupuk
Ditabur atau disebar
Diterapkan untuk pupuk berupa butiran (granule) atau serbuk. Pemupukan cara ini dilakukan pada tanaman yang jarak tanamnya rapat atau tidak teratur dan pada tanaman yang sistem perakarannya dangkal seperti tanaman padi.
Larikan
Bikin larikan untuk memupuk, masukkan pupuk ke dalam larikan kemudian tutup lagi dengan tanah agar pupuk yang diberikan tidak mudah menguap. Pemupukan cara ini dilakukan pada tanaman yang jarak tanamnya lebar dan teratur seperti jagung, kacang tanah, dll.
Dimasukkan ke lubang tanam
Digunakan untuk tanaman tahunan yang sebelumnya diawali dengan pembuatan lubang tanam. Pupuk dimasukkan ke dalam lubang kemudian ditutup lagi dengan tanah.
Pengocoran
Diterapkan untuk pupuk cair atau pupuk padat yang pemberiannya dilarutkan dulu dalam air. Keuntungan memupuk cara ini adalah pupuk langsung diserap oleh akar tanaman yang kemudian diolah oleh daun.
Sumber : petunjukbudidaya.blogspot.com
Posting Komentar
Blogger Facebook